Sabtu, 21 Januari 2012

Gejala Hipotermia BBL


Gejala Hipotermia BBL
-         Bayi tidak mau minum / menetek.
-         Bayi tampak lesu / mengantuk saja.
-         Tubuh bayi terasa dingin.
-         Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (skleremia).

 Pembagian Hipotermi
a.       Stress Dingin / Cold Stress
-         Suhu 36 0C – 36,4 0C
-         Letargi
-         Kemampuan menghisap lemah
-         Kaki terasa dingin
b.      Hipotermi Sedang
-         Suhu tubuh 32 0C – 35,9 0C
-         Klinis tampak mengantuk tapi bisa dibangunkan
-         Aktivitas lemah, menangis lemah
-         Kulit bercak merah
-         Kaki teraba dingin
-         Menghisap lemah
c.       Hipotermi Berat
-         Suhu tubuh < 32 0C
-         Mengantuk, sukar dibangunkan
-         Menangis lemah
-         Kulit mengeras kemerahan dan lembut, edema terutama pada punggung, kaki, tangan (skleremia).
-         Seluruh tubuh dingin.
-         Tidak mau menetek

Komplikasi
1.      Infeksi sistemik
2.      Apnea
3.      Gagal ginjal
4.      Perdarahan otak
5.      Perdarahan paru-paru


Pengelolaan Hipotermia
1.      Penanganan Hipotermi “Warm Chain” :
-         Menyiapkan kamar besalin yang aman dan bersih.
-         Segera mengeringkan.
-         Rooming-in.
-         ASI eksklusif.
-         Selama rujukan menjaga bayi tetap hangat.
2.      Penanganan Hipotermi BBL
-         Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali menggigil, tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan lagi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
-         Cara lain yang sangat sederhana, dan mudah dikerjakan setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu-bayi.
-         Bila tubuh bayi malah dingin, gunakan selimut / kain hangat  yang diseterika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu, lakukanlah terutama kaki sampai tubuh bayi hangat.
-         Biasanya bayi hipotermia mengalami hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap, beri infus glukosa 10% sebanyak 60-50 ml/kg/hari.

Patofisiologi Hipotermi


-         Pengeluaran panas melalui :
1.      Aliran darah adekuat meningkat à vasodilatasi payudara dikontrol oleh syaraf pusat.
2.      Berkeringat di mana kelenjar keringat dipengaruhi oleh syaraf kolinergik yang dikontrol hipotalamus.
-         Sumber panas :
1.      Aktivitas otot volunter.
2.      Aktivitas menggigil à anak dan bayi besar.
3.      Aktivitas menggigil à BBL belum bisa.
“Non shirring thermogenesis”
-         Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :
1.      Radiasi          : Dari obyek ke panas bayi (radiasi dan tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin).  Contoh :    Suhu kamar di bawah 25 0C.
2.      Evaporasi      : Kehilangan panas badan melalui penguapan dari kulit tubuh yang basah ke udara, karena pengaruh cairan yang melekat pada kulit.
Contoh          : Air ketuban yang tidak segera dikeringkan pada tubuh BBL.
3.      Konduksi      : Kehilangan panas badan melalui kontak langsung antara kulit bayi dengan benda / permukaan di mana bayi diletakkan dengan suhu lebih dingin.
Contoh          : Timbangan bayi tanpa alas.
4.      Konveksi       : Kehilangan panas badan bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin.  Contoh  : Ada kipas / AC yang dihidupkan.

-         Masalah pada bayi baru lahir :
1.      Luas permukaan tubuh lebih besar.
2.      Lemak subcutan sangat tipis.
3.      Brown fat sangat sedikit.
4.      Kolusi yang tersedia masih sedikit.
5.      Polusi termoregulasi di otak belum sempurna.

Reaksi Tubuh Terhadap Kedinginan
a.       Reaksi Fisiologi
-         Aktivitas menggigil
-         Aktivitas tanpa menggigil
-         Aktivitas saraf simpatik
-         Aktivitas metabolisme lemak
b.      Reaksi Patologik
1.      Segera
Metabolisme anaeorb à Metabolisme aldosis
-         Produksi surfaktan pada paru-paru menurun.
-         Oksigen dalam darah menurun.
2.      Reaksi lambat
-         Pemakaian kalori meningkat.
-         Pemakaian O2 berlebihan.
-         Bayi mengalami gagal tumbuh.

HIPOTERMI


Definisi
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana seorang individu beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus-menerus di bawah 35,5 0C (96 0F) perektal karena peningkatan kerentanan. 

Prinsip dasar terhadap faktor eksternal (Lynda Juall Carpernito) suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,6 0C – 37 0C (suhu axilla). Gejala awal hipotermi apabila suhu < 36 0C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin, maka bayi mengalami hipotermi sedang (suhu 32 0C – 36 0C). disebut hipotermi berat bila suhu tubuh bayi 32 0C. hipotermi dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian, hipotermi menyebabkan terjadinya penyerapan pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolik anemik, meningkatkan kebutuhan oksigen mengakibatkan hipoksia dan berlanjut dengan kematian.

Etiologi
a.       Pertolongan dan perawatan yang tidak tepat segera setelah lahir :
-         terlalu cepat dimandikan
-         terlambat membungkus bayi
-         dipisahkan bayi dari ibu
b.      Suhu ruangan
c.       BKB / BBLR
d.      Asfiksia / Hipoksia
e.       Infeksi Trauma Lahir (intra cranial)
f.        Cacat bawaan
g.       Ibu SC
h.       Rujukan yang tidak diperhatikan ketahanan bayi

Epidemiologi
Di Indonesia sebesar 0,8 %. Terjadi pada hampir semua BBLR pada minggu pertama kelahiran.

Diagnosis dan Gejala Klinis BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1.      Sebelum bayi lahir
a.    Pada anamnese sering terjadi adanya riwayat abortus partus dan prematurus serta lahir mati.
b.    Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c.   Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat walaupun kehamilan sudah lanjut.
d. Sering dijumpai dengan oligo hidramnion / hidramnion. Hyperemesis gravidarum dan hamil lanjut dengan perdarahan antepartum. 

2.      Setelah bayi lahir
a.       Bayi dengan retardasi perdarahan intra uteri, tanda-tanda bayi :
-         tengkorak kepala keras
-         gerakan bayi terbatas
-         abdomen cekung dan merata
-         jaringan lemak bawah kulit tipis / sedikit
-         vernick caseosa sedikit / tidak ada
-         kulit tipis, kering dan berlipat-lipat, mudah diangkat
-         tali pusat tipis dan lembek kehijauan
b.      Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu, ciri-cirinya :
-         vernick caseosa ada
-         jaringan lemak bawah kulit sedikit
-         tulang tengkorak lunak, mudah bergerak
-         muka seperti boneka
-         abdomen buncit
-         tali pusat tebal dan segar
-         menangis lemah
-         kulit tipis, merah dan transparan
c.       Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermia, dll. Pada bayi kecil masa kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur dengan berat badan sama karena itu akan lebih mudah di luar rahim. Namun tetap lebih peka terhadap infeksi dibandingkan dengan bayi prematur dengan BB normal.

Beberapa Permasalahan Bayi Dengan BBLR
a.       Hipotermia
Salah satu ciri BBLR terutama BKB adalah mempunyai suhu yang tidak stabil dan cenderung hipotermia, suhu (36,3 0C) stress dingin dapat meningkatkan angka kematian dan menghambat pertumbuhan. Suhu yang cenderung hipotermi disebabkan oleh produksi panas kurang dari kehilangan panas yang tinggi.
b.      Rendahnya Daya Tahan Terhadap Infeksi
BBLR terutama BKB sangat rentan terhadap infeksi terutama infeksi nosokomial. Hal ini disebabkan oleh kadar monoglobulin serum yang rendah aktivitas bakteri sidal*neotrofil dan efek limfosit juga masih rendah.
c.       Apnoe pada Bayi Kurang Bulan
Kelahiran terjadi akibat ketidakmatangan paru dan saluran saraf pusat, apnoe Definisi periode tidak bernafas selama > 20 detik dan disertai bradikardi.
d.      Kebutuhan BBLR
Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai dengan suhu kelembaban udara dan kegerahan lingkungan, kebutuhan akan perfusi dan oksigenasi jaringan yang baik agar fungsi metabolisme dan adekuat yang menjamin tumbuh kembang optimal, kebutuhan emosional dan sosial menunjang perkembangan yang baik.

Penanganan
a.       Mempertahankan Suhu Dengan Ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, maka suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur. 
-         Bayi berat badan lahir di bawah 2000 gram : 35 0C
-         Bayi berat badan lahir 2000 gram – 2500 gram : 34 0C
Suhu inkubator 1 0C tiap minggu, setiap bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan + 24 0C – 27 0C.
b.      Pengawasan Nutrisi / ASI
Umumnya bayi prematur belum sempurna reflek menghisap dan bentuk kapasitas lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang.
c.       Penimbangan Berat 
    Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi. Dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh oleh sebab penambahan besar badan harus dilakukan dengan ketat. Kebutuhan cairan untuk BBLR 120-150/kg/hr atau 100-120 kal/kg, pemberian dilakukan sesuai dengan kemampuan bayi sesegera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau nutrisi.

Dampak Masalah pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

Pada bayi yang dilahirkan prematur belum mempunyai alat tubuh lengkap seperti bayi matur. Oleh sebab itu ia mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek masa kehamilannya maka makin kurang sempurna pertumbuhannya, dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi seperti :
1.      Sistem Kardiovaskuler
Jantung relatif kecil saat lahir pada beberapa bayi prematur kerjanya lambat dan lama. Hal ini merupakan sebab dari timbulnya kecenderungan perdarahan intrakranial, tekanan darah lebih rendah dari bayi aterm. Tekanan sistolik + 45-60 mmHg, nadi bervariasi antara 100-120 x/menit.
2.      Sistem Pernafasan
Lebih pendek masa gestasi maka semakin kurang berkembangnya paru bayi, alveoli cenderung lebih kecil dengan adanya sedikit pembuluh darah yang mengelilingi stroma seluler matur dan lebih besar berat badannya, maka semakin besar alveoli pada hakekatnya dindingnya dibantu oleh kapiler. Otot pernafasan bayi lebih lemah dan pusat pernafasan kurang berkembang, terdapat pula kekurangan lipoprotein  paru-paru, surfaktan bertindak dengan cara menstabilkan alveoli yang kecil sehingga mencegah terjadinya kolaps pada saat terjadi respirasi.
Pertumbuhan dan perkembangan paru yang sebelum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung sering menyebabkan terjadi aspirasi pneumonia. Di samping itu sering timbul apnoe yang disebabkan oleh gangguan dasar pernafasan selama kurang dari 20 detik atau cukup lama sehingga menimbulkan sianosis dan beradikardi.
3.      Sistem Pencernaan
-         Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah / kurang baik.
-         Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang.
-         Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
 4.      Sistem Urogenitas
Fungsi ginjal kurang efisien dengan adanya filtrasi glomerulus yang menurun mengakibatkan kemampuan untuk mengabsorbsi urin menurun, Akibatnya mudah jatuh dalam dehidrasi gangguan keseimbangan dan elektrolit mudah terjadi dari tubulus yang kurang berkembang, produksi urin yang sedikit tidak sanggup  mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit akibatnya mudah terjadi oedema dan asidosis.
5.      Sistem Neurology
Perkembangan sistem saraf sebagian besar tergantung pada derajat maturitas. Pusat pengendalian fungsi sifat seperti pernafasan suhu tubuh dan pusat reflek. Pada berat badan lebih rendah pusat reflek kurang berkembang (reflek morro ditemukan pada bayi prematur normal). Karena perkembangan saraf lemah, maka pada bayi kecil lebih sulit untuk membangunkan dan mempunyai tangis lemah.
6.      Sistem Pembuluh Darah
Lebih dari 50% prematur menderita perdarahan intraventrikuler yang disebabkan karena bayi prematur sering menderita apnoe, asfiksia berat dan syndrome gangguan pernafasan. Akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan hiperapnoe menyebabkan aliran darah ke otak bertambah yang akan lebih banyak dan tidak ada otoregulasi serebral pada bayi prematur sehingga mudah terjadi perdarahan pembuluh kapiler yang rapuh dan ischemia di lapisan germinal yang terletak di dasar ventrikel lateralis antara nukleus kaudatus dan ependin.
7.      Sistem Imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya Ig G. gamma globin bayi prematur belum sanggup membentuk antibodi dan daya fugositas serta reaksi terhadap peradangan masih lebih baik.
 8.      Sistem Imaturitas
Imaturitas memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K serta imaturitas pada ginjal mengatur Pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna, sehingga mudah  terjadi edema.

KONSEP DASAR BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


Definisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2.499 gram). (Rusepno Hasan, 1998)
Istilah prematuritas telah diganti dengan BBLR karena terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup atau karena kombinasi keduanya. (Manuaba, 1998)
Pembagian kehamilan menurut WHO 1979 adalah sebagai berikut :
-   Preterm      : umur hamil < 37 minggu (259 hari)
-  Aterm         : umur hamil antara 37 sampai 42 minggu (259-293 hari)
-  Post-term   : umur hamil di atas 42 minggu (294 hari)
BBLR dapat dikelompokkan menjadi :
1.      Prematuritas murni / bayi kurang bulan :
Adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan < 37 minggu, berat badan sesuai masa kehamilan dihitung dari mulai hari pertama haid terakhir dari haid yang teratur.
2.      Small for date (SFD) / kecil masa kehamilan (KMK)
Adalah bayi yang beratnya kurang dari semestinya, menurut masa kehamilannya atau kecil untuk masa kehamilannya.

Ciri-Ciri BBLR
Aktivitas bayi dengan BBLR berbeda-beda sehingga perlu diperhatikan gambaran umum kehamilan sebagai berikut :
-         Ingat hari pertama menstruasi
-         Denyut jantung terdengar pada minggu 18 sampai 22
-         Fetal quickening minggu 16 sampai 18
-         Pemeriksaan : tinggi fundus uteri, ultrasonografi (konsultasi)
-         Penilaian secara klinik : berat badan lahir, panjang badan, lingkaran dada dan lingkaran kepala.

Etiologi
Penyebab kelahiran bayi kurang bulan (BKB) sebagian besar belum diketahui. BKB pada banyak kasus BBLR berhubungan dengan kondisi sebagai berikut :
1.      Faktor Ibu
-         gizi saat hamil yang kurang
-         umur < 20 tahun atau > 35 tahun
-         jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
-         penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah / perokok)
-         faktor pekerjaan yang terlalu berat
2.      Faktor Kehamilan
-         kehamilan dengan hidramion
-    $26nbsp;    kehamilan ganda
-         perdarahan antepartum
-         komplikasi pekerjaan yang terlalu berat
3.      Faktor Janin
-         cacat bawaan
-         infeksi dalam rahim
4.      Faktor Lain
-         bahan toksoid
-         radiasi

PENANGANAN BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)


Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur. 
-         Berat badan lahir di bawah 2 kg : 35 0C
-         Berat badan lahir 2 kg – 2,5 kg : 34 0C
Suhu inkubator diturunkan 1 0C tiap minggu, setiap bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24 – 27 0C.

Mempertahankan suhu tubuh optimal
Untuk mempertahankan suhu lingkungan tubuh optimal 37 0C (36,5 – 37,5 0C) BBLR / BKB membutuhkan suhu lingkungan yang termonetral serta kelembaban udara 60%.
Mengenai suhu lingkungan termonetral sesuai berat lahir dan masa gestasi serta usia pasca natal. Oleh karena itu BBLR / BKB seharusnya dirawat dalam incubator atau dengan cara teknologi tepat guna dengan perawatan ketat / metode kanguru, bayi akan mendapatkan sumber panas melaui kontak langsung secara terus menerus dari ibu secara alami. (Sukardi Abdurrohman, 2002: 115)

Bayi Berat Lahir Rendah

Definisi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram atau sampai dengan 2.499 gram. (Prawirohardjo, 2002: 376)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) maupun Bayi Kurang Bulan (BKB) merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini makin tingginya kejadian BBLR / BKB serta tingginya mortalitas dan morbiditas perinatal / neonatal. 

Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Badan Lahir Rendah karena terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, dan umur kehamilan cukup tapi berat badan lebih rendah dari semestinya atau kombinasi dari keduanya. (Manuaba, 1998: 326)
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi :
-         BBLR, BCB, SMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan.
-         BBLR, BKB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan.
-         BBLR, BKB, BMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, besar masa kehamilan.
-         BBLR, BCB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan.
-         BBLR, BLB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi lebih bulan, kecil masa kehamilan.
(Sukardi, Abdurrohman, 2002: 104-105)

Etiologi
Faktor Ibu
-         Gizi saat hamil yang kurang.
-         Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
-         Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
-         Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
-         Faktor pekerjaan yang terlalu berat.
Faktor Kehamilan
-         kehamilan dengan hidramion
-         kehamilan ganda
-         perdarahan antepartum
-         komplikasi hamil : pre-eklampsia / eklampsia, ketuban pecah dini.
Faktor Janin
-         cacat bawaan
-         infeksi dalam rahim
(Manuaba, 1998: 326-327)

Rabu, 18 Januari 2012

PATOFISIOLOGI & DIAGNOSTIK GAGAL GINJAL AKUT (GGA)


      PATOFISIOLOGI
Beberapa kondisi berikut yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan gagal jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan darah atau ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika kondisi itu ditangani dan diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN, oliguria dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat ditangani.
Terdapat 4 tahapan klinik dari gagal ginjal akut yaitu :
1.   Stadium awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2.   Stadium Oliguria. Volume urine 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda-beda, tergantung dari kadar dalam diit. Pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Azotemia biasanya ringan kecuali bila penderita mengalami stress akibat infeksi, gagal jantung atau dehidrasi. Pada stadium ini pula mengalami gelala nokturia (diakibatkan oleh kegagalan pemekatan) mulai timbul. Gejala-gejala timbul sebagai respon terhadap stress dan perubahan makanan dan minuman yang tiba-tiba. Penderita biasanya tidak terlalu memperhatikan gejala ini. Gejala pengeluaran kemih waktu malam hari yang menetap sampai sebanyak 700 ml atau penderita terbangun untuk berkemih beberapa kalipada waktu malam hari. Dalam keadaan normal perbandingan jumlah kemih siang hari dan malam hari adalah 3 : 1 atau 4 : 1. Sudah tentu nokturia kadang-kadang terjadi juga sebagai respon teehadap kegelisahan atau minum yang berlebihan.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutamam menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5%-25 %. Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gelala-gejala kekurangan farahm tekanan darah akan naik, terjadi kelebihan, aktifitas penderita mulai terganggu.
3.   Stadium III.
Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90 % dari masa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml/menit atau kurang. Pada keadaan ini kreatnin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita merasakan gejala yang cukup parah karene ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula-mula menyerang tubulus ginjal. Kompleks menyerang tubulus ginjal, kompleks perubahan biokimia dan gejala-gejala yang dinamakan sindrom uremik memepengaruhi setip sisitem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan meninggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.

Gagal Ginjal Akut (GGA)


A.  DEFINISI
 Gagal Ginjal Akut ( GGA ) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba-tiba Glomerular Filtration Rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. (Davidson 1984).
Gagal ginjal akut adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-tiba, sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosis metabolic dan hiperkalemia. (D. Thomson 1992 : 91)

B.   ANATOMI
Ginjal berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter,kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

C.  FISIOLOGI
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah ”menyaring/ membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
FUNGSI
1.  Bertugas sebagai sistem filter/saringan, membuang ”sampah”.
2.  Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3.  Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
4.  Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
5.  Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.